![]() |
Imsge source: The Sun |
Di Italia, ada sebuah kultur dan tradisi yang mengakar tentang persahabatan suporter dan bahkan pihak manajemen dari masing-masing klub yang berbeda dan mendapat label gemellagio. Contoh sederhananya bisa sama-sama kita tengok di setiap partai yang melibatkan Fiorentina-Torino, Genoa-Napoli dan Inter-Lazio.
Romansa yang terjadi di antara Inter dan Sampdoria memang tidak seklasik itu. Namun hubungan kedua belah pihak kadang terasa lebih intens dan penuh kehangatan dibanding kesebelasan yang terlibat gemellaggio. Khususnya lagi dalam proses perpindahan pemain.
Dalam kurun 5 musim terakhir saja, setidaknya ada 8 pemain yang berganti kostum dari Sampdoria ke Inter maupun sebaliknya dalam berbagai macam klausul, baik pinjaman ataupun permanen. Ricky Alvarez, Federico Bonazzoli, Dodo, Mauro Icardi, Matias Silvestre, sampai Milan Skriniar adalah sampelnya.
Bahkan jika harus merunut lebih jauh sampai ke era 1990-an dan 2000-an, akan muncul juga nama-nama seperti Gianluca Pagliuca, Fabrizio Ferron, Jonathan Biabiany, dan Giampaolo Pazzini. Takdir seolah mempunyai caranya sendiri guna menyandingkan Inter dan Sampdoria dalam relasi yang begitu lekat seperti sekarang, sebuah simbiosis mutualisme.
Inter yang notabene salah satu kesebelasan raksasa di Italia, acapkali gagal mengendus bakat-bakat muda penuh potensi namun berharga murah dari penjuru dunia. Kalaupun berhasil, kesempatan dari sang pemain untuk bisa menembus dan berlaga di tim utama juga tidak terlalu besar akibat kalah bersaing dengan figur-figur yang lebih matang dan populer di dalam skuat I Nerazzurri.
![]() |
Image source: sportsmole |
Dua latar belakang yang berbeda dan bisa saling mengisi inilah yang jadi salah satu alasan utama mengapa kisah cinta Inter dan Sampdoria bisa terjalin dengan awet. Melalui I Blucerchiati, Inter bisa mendapatkan pemain-pemain potensial yang bisa dimaksimalkan tenaganya dan menjadi pilar utama.
Sedangkan Sampdoria meraup pundi-pundi uang dalam jumlah lumayan sehigga bisa dipergunakan untuk meneruskan proyek mereka sekaligus mendapat ‘hibah’ berupa pemain-pemain yang dianggap surplus di kubu Inter untuk dimanfaatkan tenaganya guna mengarungi kompetisi.
Sumber: Football-Tribe