Setelah mengalahkan Lazio, Nerazzurri mencapai semi-final Coppa Italia di mana mereka akan menghadapi Milan pada bulan April.
Selain jadwal yang padat, salah satu kendala bagi tim asuhan Simone Inzaghi adalah cedera. Darmian ikuti Carlos Augusto dan Zalewski dibekap cedera. Ini membuka kemungkinan perubahan formasi seperti yang diuji oleh Inzaghi saat melawan Biancocelesti.
Pelatih Nerazzurri itu memanfaatkan situasi dengan menempatkan formasi klasik 4-4-2 yang melibatkan Bisseck dan De Vrij sebagai bek tengah, Pavard (kanan) dan Bastoni (kiri) sebagai bek sayap.
Pada gilirannya, Zieliński dipindahkan ke sayap kiri, dilengkapi di sisi kanan oleh Dumfries yang tidak lagi menjadi gelandang kelima tetapi sebagai pemain sayap kanan, demikian yang ditegaskan Corriere della Sera.
Apakah ini pilihan taktis yang layak di masa mendatang? Inzaghi sendiri, berbicara di akhir pertandingan, menyatakan bahwa ya, mengingat kekurangan pemain sayap yang saat ini dimilikinya, 4-4-2 dapat dianggap sebagai alternatif yang valid mengganti pakem Inzaghi 3-5-2.
Di sisi lain, Inter sering memulai fase penguasaan bola mereka dengan membangun dari empat pemain. Sehingga, opsi 4-4-2 tidak jauh dari norma tim yang selalu sangat fleksibel dan memiliki pemain yang mampu menutupi banyak peran dan melakukan banyak fungsi di lapangan."
"Dengan premis ini dan berbicara secara teoritis, formasi 4-4-2 menjamin cakupan lapangan yang lebih luas dibandingkan dengan formasi 3-5-2, dengan dua pasang pemain sayap di setiap sisi. Pemain seperti Pavard dan Bastoni, yang memulai sebagai bek sayap, juga dapat lebih maju.
Namun masalah bagi Inter, dalam hal penggunaan formasi ini terletak pada kurangnya pemain penggiring bola. Biasanya, pada kenyataannya, pemain sayap formasi 4-4-2 dituntut memiliki kemampuan hebat dalam menggiring bola melewati lawan langsung mereka".
(fcinter1908)