source: ceritabola.com |
Hal yang lebih menyakitkan adalah Spurs harus kebobolan dua gol di menit akhir pertandingan atau injury time yang membuat mereka pulang tanpa meraih poin dari Portugal.
Meskipun tidak membuat Spurs tersingkir secara langsung, kekalahan ini membuat Antonio Conte, sang pelatih The Lilywhites seketika menjadi sorotan.
Pertama, Conte dianggap melakukan kesalahan taktik di pertandingan ini dengan hanya melakukan satu pergantian pemain yang membuat mereka gagal mencetak gol.
Kedua, kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Conte di liga Champions selama karir kepelatihanya. Meskipun memiliki prestasi mentereng di kompetisi domestik, tampaknya liga Champions sangatlah tidak bersahabat untuk Antonio Conte.
Selama 12 tahun berada di kompetisi antar klub terbesar di benua Eropa tersebut, Conte memiliki statistik yang cukup mengecewakan dengan 13 kemenangan, 11 hasil imbang, dan 12 kekalahan.
Hasil tersebut didapat kala dia melatih Juventus, Chelsea, Inter Milan, dan kini Tottenham Hotspur.
Prestasi tertinggi Conte di liga Champions hanyalah mencapai babak perempat-final di musim 2012/13 ketika masih menjadi juru taktik Juventus.
Selanjutnya, Conte hanya mampu mencapai babak 16 besar bersama Chelsea dan tersingkir dua kali di babak grup kala melatih Inter Milan.
Lalu apa yang membuat Conte begitu gagal di liga Champions ?
Jawabanya adalah faktor keberuntungan. Meskipun memiliki banyak pemain berkualitas di dalam tim asuhanya, harus diakui bahwa keberuntungan seperti tidak menghampiri mantan pelatih Chelsea tersebut.
Oleh karena itu, Conte harus lebih mematangkan taktiknya agar bisa membawa Tottenham Hotspur lolos ke babak 16 besar, Jika tidak, mereka akan bisa terlempar ke liga Europa.
Sumber: Analisbola.com
Lihat juga:
Inzaghi tak kunjung tentukan kiper utama Inter justru bisa buat Handanovic - Onana lebih baik
Meski lakukan rotasi, kenapa Inzaghi enggan mainkan Asllani sebagai starter?
0 Komentar