Beberapa hari lalu, Roberto Mancini selaku pelatih timnas Italia secara resmi mengumumkan nama-nama pemain yang dia bawa untuk dua pertandingan ke depan—menghadapi Amerika Serikat dalam uji tanding dan Portugal di UEFA Nations League. Di antara 27 pemain yang dipanggil ke dalam skuat, terdapat tiga nama baru yang cukup mencolok. Yang paling menarik perhatian adalah Sandro Tonali.
Pemain yang masuk radar Inter ini lahir di Lodi, sebuah kota di sebelah utara Italia, pada 8 Mei 2002. Sejak kecil, dia bermain untuk tim muda Piacenza. Sayangnya, pada 2012 klub tersebut bangkrut dan Tonali terpaksa angkat kaki. Setelah keluar dari Piacenza, dia bergabung dengan tim muda Brescia pada tahun yang sama.
Brescia adalah awal dari segalanya untuk Tonali. Pelatih tim muda Brescia kala itu mengubah posisi Tonali dari Second Striker menjadi gelandang tengah dengan peran sebagai deep-lying playmaker. Fakta ini sama persis seperti yang dialami oleh Andrea Pirlo muda, yang juga merupakan striker sebelum disulap menjadi seorang regista. Yang lebih menarik lagi, dia juga mengawali karir di Brescia. Maka tidak heran apabila sejauh ini Tonali selalu digadang-gadang sebagai The Next Pirlo.
Berkat posisi barunya ini, dia terus bermain di tim muda Brescia. Tak jarang pula Tonali bermain menghadapi lawan yang usianya lebih tua. Bahkan, dia dipanggil ke dalam development squad di umurnya yang masih 16 tahun.
Sampai akhirnya, momen yang dia tunggu-tunggu datang. Tonali resmi memainkan pertandingan debutnya di ajang profesional pada 26 Agustus 2017. Dia masuk sebagai pemain pengganti untuk Matteo Cortesi pada menit ke-70 dalam laga Serie B di kandang US Avellino. Namun, debutnya tercoreng karena Brescia kalah 1-2.
Sejak itu, Tonali cukup dipercaya oleh pelatih. Total, dia bermain dalam 19 sepanjang musim 2017/18. Di kancah internasional, dia juga menunjukkan kualitasnya sebagai seorang regista. Tonali berhasil membawa timnas Italia U-19 ke final Piala Eropa, meski di pertandingan puncak Italia takluk dari Portugal dengan skor 3-4. Maka tak heran apabila musim ini dia selalu bermain secara reguler untuk Brescia. Pencapaiannya sejauh ini cukup untuk menggiring publik berpikir bahwa dia adalah salah satu pesepakbola muda yang memiliki masa depan cerah.
Memiliki rambut panjang, posisi yang sama, dan gaya bermain yang sangat mirip, membuat siapa pun teringat kepada Pirlo. Di atas lapangan, dia sangat tenang dalam menguasai bola. Dia juga memiliki kualitas untuk melepaskan umpan dan sangat kreatif dalam membawa bola ke sepertiga akhir lapangan. Apalagi, dia juga cukup sering mengeksekusi bola-bola mati. Kenyataan ini membuat hampir semua pandit di Italia sepakat bahwa Tonali adalah jelmaan Pirlo.
Pemain yang masuk radar Inter ini lahir di Lodi, sebuah kota di sebelah utara Italia, pada 8 Mei 2002. Sejak kecil, dia bermain untuk tim muda Piacenza. Sayangnya, pada 2012 klub tersebut bangkrut dan Tonali terpaksa angkat kaki. Setelah keluar dari Piacenza, dia bergabung dengan tim muda Brescia pada tahun yang sama.
Brescia adalah awal dari segalanya untuk Tonali. Pelatih tim muda Brescia kala itu mengubah posisi Tonali dari Second Striker menjadi gelandang tengah dengan peran sebagai deep-lying playmaker. Fakta ini sama persis seperti yang dialami oleh Andrea Pirlo muda, yang juga merupakan striker sebelum disulap menjadi seorang regista. Yang lebih menarik lagi, dia juga mengawali karir di Brescia. Maka tidak heran apabila sejauh ini Tonali selalu digadang-gadang sebagai The Next Pirlo.
Berkat posisi barunya ini, dia terus bermain di tim muda Brescia. Tak jarang pula Tonali bermain menghadapi lawan yang usianya lebih tua. Bahkan, dia dipanggil ke dalam development squad di umurnya yang masih 16 tahun.
Sampai akhirnya, momen yang dia tunggu-tunggu datang. Tonali resmi memainkan pertandingan debutnya di ajang profesional pada 26 Agustus 2017. Dia masuk sebagai pemain pengganti untuk Matteo Cortesi pada menit ke-70 dalam laga Serie B di kandang US Avellino. Namun, debutnya tercoreng karena Brescia kalah 1-2.
Image source: tribunnews |
Memiliki rambut panjang, posisi yang sama, dan gaya bermain yang sangat mirip, membuat siapa pun teringat kepada Pirlo. Di atas lapangan, dia sangat tenang dalam menguasai bola. Dia juga memiliki kualitas untuk melepaskan umpan dan sangat kreatif dalam membawa bola ke sepertiga akhir lapangan. Apalagi, dia juga cukup sering mengeksekusi bola-bola mati. Kenyataan ini membuat hampir semua pandit di Italia sepakat bahwa Tonali adalah jelmaan Pirlo.
Sumber: Panditfootball
0 Komentar