Adu tangguh bek bidikan Milan dan Inter: Sven Botman vs Matthias Ginter

Melihat perbandingan kualitas serta statistik masing-masing bek incaran AC Milan dan Inter Milan, yakni Sven Botman di kubu Rossoneri dan Matthias Ginter dari Nerazzurri.

Jelang bergulirnya paruh kedua Liga Italia musim ini, dua tim sekota yang sedang bertengger di papan atas klasemen yakni Inter Milan dan AC Milan sama-sama sedang serius membangun skuat mereka.

Teranyar, baik AC Milan dan Inter Milan dikabarkan bakal mendatangkan satu pemain bertahan baru untuk memperkuat lini pertahanan hingga akhir musim nanti.

Dari kubu Inter Milan, bek tangguh Timnas Jerman, Matthias Ginter jadi pilihan teratas La Beneamata untuk menjadi pelapis Milan Skriniar atau Stefan De Vrij.

Melansir dari laman Football Italia, disebutkan bahwa pemain belakang berusia 27 tahun tersebut awalnya ingin didatangkan Inter Milan saat jeda transfer musim panas nanti.

Apalagi kontraknya bersama Borussia Mönchengladbach memang sudah habis bulan Juli mendatang, sehingga Inter Milan bisa mendatangkannya dengan status bebas transfer.

Namun dengan kondisi Inter Milan yang harus tampil dalam tiga kompetisi berbeda di paruh kedua nanti, tampaknya proses kepindahan Matthias Ginter bisa disegerakan lebih cepat.

Sementara bagi AC Milan, bek milik Lille yakni Sven Botman, dilaporkan tinggal selangkah lagi untuk bisa berseragam Rossoneri pada paruh kedua Liga Italia.

Apalagi, sang pemain secara terang-terangan lebih tertarik untuk bergabung dengan AC Milan ketimbang bergabung tim kaya baru, Newcastle United.

Dari laman Footballl Italia, disebtkan bahwa AC Milan ingin mendatangkan Sven Botman dikarenakan cedera parah Simon Kjaer yang harus absen hingga akhir musim.

Sama-sama sedang mengincar bek baru, menarik disimak perbandingan statistik kedua calon pemain baru Inter Milan dan AC Milan ini.

Untuk itu, berikut INDOSPORT coba merangkum serta mengulas kualitas Sven Botman serta Matthias Ginter yang jadi incaran duo Milan:

Statistik

Melansir dari laman fbref.com serta transfermarkt, diketahui bahwa Sven Botman dan Matthias Ginter pada musim 21/22 ini sudah bermain sebanyak 17 pertandingan di semua ajang bersama timnya masing-masing.

Secara menit bermain, Sven Botman sedikit lebih unggul lantaran sudah mencatatkan waktu di lapangan selama 1.530 menit sementara Matthias Ginter hanya 1.503’.

Sven Botman juga tampil di kompetisi lebih banyak yakni di Liga Prancis, Liga Champions, Coupe de France dan Trophée des Champions.

Sedangkan Matthias Ginter di musim ini hanya mentas di Bundesliga Jerman serta DFB-Pokal atau Piala Liga Jerman.

Untuk ukuran statistic permainan, kedua bek ini sama-sama tangguh saat mentas di kompetisi lokal. Sven Botman misalnya, dirinya mampu catatkan minimal satu kali tekel dalam 12 laga di Liga Prancis.

Selain itu, Sven Botman juga mencatatkan 0.8 kali intersep serta 4.6 kali clearance tiap laga di Ligue 1.

Sementara Matthias Ginter, dari 15 laga di Liga Jerman ia mampu catatkan 0,9 kali tekel, 1.2 intersep serta 2.9 kali clearance.

Market Value

Dari sisi market value atau harga pasar, tidak ada perbandingan yang mencolok dari kedua pemain ini. Namun, laman transfermarkt menyebut jika harga Sven Botman lebih mahal ketimbang Matthias Ginter.

Hingga bulan Desember 2021 lalu, Sven Botman diketahui memiliki market value mencapai 30 juta euro, sementara Matthias Ginter enam juta lebih murah yakni sekitar 26 juta euro.

Gelar Juara

Untuk segi prestasi, Matthias Ginter yang lebih tua enam tahun ketimbang Sven Botman tercatat memiliki gelar juara yang lebih mentereng, baik bersama timnas maupun di level klub.

Bersama timas misalnya, Matthias Ginter pernah menjuarai DFB-Pokal serta DFL-Supercup bersama Borussia Dortmund.

Sementara bersama Timnas Jerman, mantan penggawa SC Freiburg tersebut berhasil membantu Der Panzer menjuarai FIFA World Cup 2014 serta FIFA Confederations Cup 2017.

Untuk Sven Botman, tercatat dirinya baru bisa meraih gelar juara Ligue 1 serta Trophée des Champions bersama Lile tahun 2021 lalu.

Sumber: Footballl Italia, fbref.com via Indosport.com

Lihat juga:

Inter mampu tampil impresif karena motivasi bukan karena tekanan

Posting Komentar

0 Komentar