Penyerang berusia 33 tahun itu diboyong Inter dari Genoa dengan status pinjaman hingga akhir musim 2021/22 atau Juni 2022 nanti. Inter meminjamnya dan harus menanggung gajinya sekitar 800 ribu euro (Rp12 miliar) hingga masa peminjamannya dari Genoa usai.
Hadirnya Caicedo sendiri dimaksudkan Inter untuk menjadi penyerang pelapis. Pasalnya, saat ini La Beneamata tengah kekurangan pemain di lini depan. Kurangnya penyerang di lini depan Inter tak lepas dari cederanya Angel Correa. Nerazzurri berharap kedatangan Caicedo bisa menjadi opsi di tengah padatnya jadwal klub asal kota Milano itu.
Pertanyaannya, bisakah Felipe Caicedo di usia yang telah 33 tahun membantu Inter Milan untuk melangkah jauh, baik di kancah Liga Italia dan Liga Champions?
Dzeko dan Caicedo punya tipikal permainan yang berbeda dan saling melengkapi. Dzeko biasa dikenal sebagai bomber garang yang andal dalam mencetak gol dengan peluang sekecil mungkin, sedangkan Caicedo malah bertipikal penyerang yang lebih bersifat melayani.
Hal ini terlihat dari catatan keduanya saat bermain sebagai penyerang. Dzeko memilik torehan 9 gol dari 21 penampilan Bersama Inter di Liga Italia. Sedangkan Caicedo malah baru mencetak satu gol untuk Genoa dalam 9 laga, namun memberikan banyak assist dengan total 3 assist.
Bisa dikatakan, kedatangan Caicedo bukan hanya untuk menjadi pelapis Dzeko, melainkan pelapis Lautaro Martinez yang punya tipikal sama.
Tak percaya? Berikut statistik dari Caicedo terutama dalam kemampuannya menginisiasi serangan dan juga dalam membantu rekannya mencetak gol.
Catatan Felipe Caicedo (365 hari terakhir)
Expected Assist (xA): 0,27 per 90 menit
Shot-Creating Actions (SCA): 3,10 per 90 menit
Operan: 27,87 kali per 90 menit
Operan sukses: 76,4 persen per 90 menit
Progressive Passes: 2,32 kali per 90 menit
Kejelian Caicedo dalam membantu rekannya mencetak gol terlihat dari banyaknya Shot-Creating Actions (SCA) yang ia miliki. Sebagai catatan, Shot-Creating Actions merupakan statistik mengenai tindakan pemain yang bisa menghasilkan tembakan seperti operan, dribel, dan pelanggara yang didapatkan.
Dibanding Dzeko, nilai SCA Caicedo lebih tinggi dan setara dengan Martinez yang punya catatan SCA sebanyak 3,33 SCA per 90 menit.
Selain itu, Caicedo juga andal dalam melakukan Build Up, terutama dalam fase serangan. Dari statistik di atas, rata-rata operan ke area lawan (Progressive Passes) yang ia miliki sekitar 2,62 kali per 90 menit.
Catatan ini unggul atas Dzeko dengan 2,48 kali Progressive Passes per 90 menit dan Martinez dengan 1,9 kali Progressive Passes per 90 menit.
Caicedo juga aktif dalam mencari celah sehingga ia kerap mendapat bola di area lawan dengan rataan 9,48 kali per 90 menit yang membuatnya aktif dalam membantu serangan di area lawan.
Bahkan, catatan itu jauh lebih unggul dari Dzeko yang hanya menerima 9,42 kali bola per 90 menit di area lawan serta Martinez yang hanya menerima 7,9 kali bola per 90 menit di area lawan.
Satu hal yang membuat Caicedo begitu menguntungkan bagi Inter Milan adalah bahwa dirinya merupakan anak asuh Simone Inzaghi di Lazio.
Dengan kata lain, Inzaghi memahami betul bagaimana karakteristik permainan Felipe Caicedo dan bagaimana memaksimalkan perannya nanti di Inter Milan.
Menarik dinantikan bagaimana dampak yang diberikan Felipe Caicedo untuk Inter Milan di sisa musim 2021/22 ini.
Sumber: Indosport.com
Lihat juga:
Ginter yang santer dikabarkan merapat ke Inter tapi gagal diboyong Inter, kok bisa?
0 Komentar